Tips Mengatur Konsep dan Budget / Biaya Pernikahan Sederhana : Wedding Journal of Annisa & Taufiq



Mahal atau tidaknya pernikahan itu relatif. Tergantung konsep yang kita inginkan dari pernikahan kita. 

Saya dengan Mas Opiq (panggilan suami) bukan termasuk holang kayah (re : orang kaya). Alhamdulillah kami diberikan kecukupan rezeki materil selama ini lewat pekerjaan kami. Tetapi untuk membuat pesta pernikahan mewah sampai ratusan juta, rasanya berlebihan dan diatas kemampuan kami.


Foto Koleksi Pribadi - Dompet Hadiah dari Suami :P



Mengapa tersebut angka ratusan juta sebagai contoh?

Jauh sebelum menikah, saya sering survei-survei tentang budget pernikahan yang memang konsepnya saya suka. Dan setidaknya paling kecil budget yang harus dikeluarkan adalah 50 juta rupiah. Itu pun biasanya masih belum termasuk tambahan perangkat acara seperti MC , upacara adat dsb. Dalam sebuah forum wanita malah membernya saling bercerita tentang budget pernikahan yang kira-kira mencapai minimal 100 juta rupiah, dan menurut mereka itu adalah budget rata-rata di kota besar seperti Jakarta.

Sedih bacanya... (sambil nengok saldo tabungan)

Tapi kembali lagi, mahal atau tidak itu relatif, semuanya tergantung kamu mau bagaimana.

Dalam Islam sendiri, pesta pernikahan bukanlah sebuah syarat pernikahan. Tapi Rasulullah SAW memang mencontohkan untuk menjamu tamu dan kerabat sesudah pernikahan. Itupun tidak berat, Rasulullah hanya menyembelih kambing untuk dimasak ketika menikahi istrinya.

Kalau hitung - hitungan di jaman sekarang, Insya Allah biaya pernikahan yang dicontohkan Rasulullah terjangkau untuk berbagai kalangan. Sangat mudah.

Lalu mengapa saya tidak menyelenggarakan konsep seperti itu?

Tadinya ya, sempat ada omongan untuk menyelenggarakan syukuran pernikahan yang sangat sederhana. Kumpul keluarga di rumah lalu makan bersama setelah akad. Selesai.

Tapi kemudian muncul pertimbangan sana sini yang akhirnya membuat kami memutuskan untuk membuat syukuran pernikahan seperti pada umumnya. Ada pelaminan hiburan dsb.

Saat itu saya masih khawatir bahwa akhirnya kami jadi yang termasuk boros dalam hal yang sebetulnya tidak perlu. Saya kemudian meniatkan dalam hati, semua tujuannya supaya pihak tamu dan keluarga sama - sama nyaman, bukan untuk ajang pertaruhan prestige.

Maka, Kami berusaha sekeras mungkin untuk tidak berlebihan dalam membuat acara dan coba menerapkan beberapa hal berikut dalam menyusun pernikahan kami.

A. Tentukan Budget


Konsultasikan dengan pasangan tentang jumlah budget yang dikeluarkan. Entah itu dari pihak laki-laki atau perempuan. Dan sebaiknya hal ini yang dibicarakan lebih awal dibanding yang lain.

Komitmen bahwa jumlah yang kamu punya adalah yang akan dipakai tanpa harus menambah lewat pinjaman lagi. Dengan begitu nanti konsep pernikahan akan mengikuti jumlah budget yang ada. Bukan sebaliknya. Ga mau dong habis nikah malah tambah hutang?

Saran saya juga jangan pada akhirnya mengandalkan uang saweran tamu atau uang angpau untuk menutupi biaya pernikahan. Menurut saya uang angpau itu kan pengganti kado dari tamu atau kerabat, lebih baik dipergunakan untuk kebutuhan setelah nikah. Bukan uang untuk balik modal acara.

Saya dan Mas menerapakan hal ini bahwa biaya nikah tidak boleh lebih dari segini, karena tabungan yang ada masih harus kita alokasikan untuk kehidupan setelah nikah.

Dan akhirnya dengan budget yang ada petualangan kami mencari vendor dimulai. Seperti kata salah satu iklan TV " Dengan budget segini, bisa dapat apa?"

B. Cermati jumlah tamu

Jumlah tamu adalah hal penting yang harus ditentukan matang - matang jika sedang membicarakan budget pernikahan.

Ada 1 trend dalam menyelenggarakan pernikahan di Indonesia yaitu mengundang tamu sebanyak-banyaknya merupakan prestige.

Padahal kunci dari semua penekanan budget adalah pada jumlah tamu. Makin banyak tamu , makin banyak budget yang harus dikeluarkan dalam beberapa aspek seperti catering, cetak undangan dan souvenir.

Utamakan undang keluarga inti, teman terdekat, kerabat serta orang-orang disekitar rumah (inipun tidak terlalu perlu undang satu kampung ya hehe)

C. Jangan tergiur trend vendor pernikahan.

Saat mencari referensi vendor , saya banyak diarahkan orang ke beberapa vendor ternama. Misalnya tentang cincin nikah yang sekaligus dijadikan mahar. Banyak orang atau postingan blog yang bilang " Beli di toko K di cikini gold center aja, atau toko Y di blok M. Murah kok". " Cetak undangan di Tebet aja murah banget. "

Hal ini sudah seperti menjadi trend.

Saat saya cari tahu harganya lewat blogger dan teman yang sudah pernah kesana, seenggaknya saya harus menyiapkan minimal 7 juta rupiah untuk model cincin nikah paling sederhana. Undangan yang saya mau yang modelnya simpel sekali di tebet bisa kena harga minimal 4500 per pcs sedangkan saya cetak di daerah dekat rumah Mas, harganya jauh lebih murah.

Membengkaklah budget saya kalau mengikuti kata orang.

Di luar sana ada beberapa trend vendor pernikahan yang dibentuk orang. Kalau kita lakukan riset lewat sosial media atau pun search engine seperti google, akan ditemukan beberapa referensi vendor yang serupa. Itu - itu juga.

Padahal kalau tidak sesuai dengan budget yang kita punya, ya jangan diikutin. Vendor dengan kualitas bagus dan harga yang lebih murah nyatanya masih bisa ditemukan kok. Asal mau rajin cari , dan membandingkan dengan cermat. Jangan hanya terkotakkan pada pilihan yang terkenal atau yang kita lihat di sosial media.

Bisa juga dimulai dengan vendor-vendor di sekitar rumah atau kota aja. Toko cincin lokal, salon dekat rumah atau percetakkan yang sering dilewati tiap keluar rumah. Jangan ragu untuk tanya harga dan perhatikan kualitasnya. Lalu lanjut sesuaikan budget.

D. Bersosialisasi dan Cermati

Koneksi yang bagus akan melancarkan semuanya. Ketika kamu punya teman yang jago photography atau yang biasa jadi MC, mengapa tidak ajak kerjasama saja dalam proyek pernikahan.

Ada beberapa keuntungan bekerja sama dengan teman sendiri :
a. Kemungkinan harga bisa lebih bersahabat.
b. Jika tidak lebih "bersahabat" teman cenderung memberikan kontribusi yang lebih dari apa yang kamu bayarkan.
c. Konsultasi lebih nyaman sampai ke detilnya. Kerja sama dengan orang yang akrab akan lebih nyaman untuk menyampaikan hal-hal yang diinginkan.

Dan ketika mulai mempersiapkan pernikahan, jangan lupa cermati setiap acara pernikahan yang dihadiri untuk perbanyak referensi. Jangan ragu tanya siempunya hajatan , pakai vendor apa aja dan jangan lupa minta kontaknya. Banyak referensi akan membantu menemukan pilihan yang paling tepat.

E. Eliminasi yang tidak perlu.

Ada beberapa aspek dalam acara pernikahan " pada umumnya " yang sebetulnya tidak perlu.

Misalnya upacara adat.

Upacara adat dan tari-tarian nyatanya cukup bisa menambah tagihan yang harus dibayar si calon pengantin. Harganya lumayan lho.

Dan kadang ada beberapa upacara adat yang menurut saya malah sifatnya mubazir. Misal lempar-lempar makanan, injak-injak makanan dan lainnya. No offense. Artinya menurut saya itu jauh dari kata wajib apalagi kalau budget nikah sempit.

Jangan dipaksakan kalau memang tidak on budget. Toh, tidak ada upacara adat, acara pernikahan bisa tetap berjalan nyaman dan meriah.

Souvenir juga kadang bisa membuat budget membengkak. Pilih souvenir yang bisa bermanfaat namun bentuknya tetap manis. Dan sekali lagi tak melulu harus ikutin trend ya. Di beberapa pasar , terdapat grosir souvenir pernikahan dengan harga bersahabat. Bisa jadi alternatif untuk pembelian souvenir.

Jadi...

Inti dari semuanya adalah perbanyak referensi, dan bijaklah untuk tidak mengikuti prestige. Ketika kita cermat mencari, Insya Allah bisa dapat vendor yang bagus dengan harga yang ekonomis.

Semoga sukses untuk para calon pengantin...

Jika ada pertanyaan bisa langsung tulis di komentar atau kirim ke email saya di annisakemala54@gmail.com



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama