Artikel Yang Tertunda

Hola. Wah akhir-akhir ini saya tidak buka blog, bahkan belum posting apa-apa lagi sejak terakhir kali saya menulis tentang phubbing. Sibuk? Tidak juga. Kuliah sedang libur sampai akhir tahun, dan di kantor pun saya tidak pernah lembur. Hanya saja untuk persiapan project sintesis, masih banyak hal yang harus saya kejar supaya bisa secepatnya dimulai. Jadi di kantor saya mencoba benar-benar fokus dan mengurangi yang namanya ngobrol, atau becanda dulu selain di jam istirahat (ketahuan deh ya bisasanya saya tukang becanda pas kerja). Alhasil kalau sampai dirumah rasanya lelah bertambah dari biasanya. Dan inginnya istirahat, ngobrol sama keluarga, ngobrol sama yang lain di wasap, paling jauh nambahin hapalan beberapa ayat, dibandingin buka laptop lagi.

Selain itu si Hepi, laptop saya, sebetulnya lagi sakit. Baterai nya drop dan langsung parah, kadang dari 50% bisa tiba-tiba langsung habis. Performanya juga sudah turun, padahal harddisk sudah sengaja saya atur supaya kosong setengah dari kapasitasnya. Wajar sih mungkin dia lelah, Hepi sudah menemani saya 5 tahun tanpa ‘rewel’ minta ‘jajan’ yang berarti. Tapi tanpa Hepi, kegiatan bloging jadi kurang berarti.

Padahal di memori internal saya (re : otak) banyak sekali yang ingin saya tulis dan bahas. Mulai dari yang sifatnya kesenangan sampai masalah sosial yang buat saya jengkel. Belum lagi artikel untuk di Hajimemashou Magz yang belum rampung juga untuk edisi selanjutnya, padahal sedikit lagi (Maaf buat Assad dan Kak Inot). Semua konsepnya sudah ada disini *nunjuk kepala* tapi ya lagi-lagi, dengan dua alasan diatas ditambah mood saya yang sedang fluktuatif, membuat semangat menulis mengetiknya jadi turun. 



Mood selalu jadi alasan utama seseorang untuk menunda pekerjaan. Orang-orang tipe saya seperti ini yang susah. Jika ada satu hal yang mengganjal di benak saya, saya cenderung harus menyelesaikan hal tersebut sampai ketemu dan sampai perasaan yang tidak enak itu hilang, baru bisa lanjut ke pekerjaan selanjutnya. Biasanya saya akan sering terlihat bengong, padahal saya sedang berpikir, ini ada apa? Nanti bagaimana? Kalau divisualisasikan mungkin bakal ada segumpalan tali yang sedang terbelit satu sama lain.  Untungnya momen-momen fluktuatif seperti ini cenderung jarang datang kepada saya.

Tapi yang kali ini, hah entahlah, mau dibilang patah hati juga tidak bisa, dibilang bingung entah apa yang saya bingungkan, mungkin lebih tepatnya saya terlalu banyak berspekulasi tentang respon seseorang yang sama fluktuatifnya dengan mood saya sekarang.

Sudahlah.

Mood masih bisa dilawan pengaruhnya, tapi kalau badan saya susah diajak damainya kalau sudah terlalu lelah walau dalam batin tidak punya beban berarti dalam melaksanakannya. Semoga di minggu ini, artikel saya selesai semua, ya untuk di blog ya juga untuk di Hajimemashou Magz.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama