The Japan Foundation Mini Seminar

Sabtu tanggal 21 Februari 2015, saya dan teman saya Aisyah berkesempatan untuk mengikuti mini seminar dari The Japan Foundation. Mini Seminar ini adalah kegiatan rutin bulanan dari The Japan Foundation yang berisi konten yang ringan dan aktivitas yang menyenangkan guna mengetahui kebudayaan Jepang. Jadi setiap bulan punya tema berbeda sesuai dengan budaya apa yang sedang dilakukan di Jepang pada bulan itu.

Bulan ini tema nya adalah Hinamatsuri. Hinamatsuri yang biasa dirayakan pada tanggal 3 Maret ini biasa disebut juga dengan festival anak perempuan. Biasanya setiap rumah melakukan rutinitas berupa memajang boneka hina ningyō.

Me & Hina ningyo


Mini seminar ini diselenggarakan di Perpustakaan The Japan Foundation di Gedung Summitmas 1 Jakarta. Sebelumnya untuk mengikuti acara ini harus melakukan pendaftaran melalui email karena jumlah peserta dibatasi. Tapi jangan takut, acara ini sepenuhnya Gratis.

Acara dimulai pukul 10.30 dan mini seminar dibuka oleh direktur The Japan Foundation (maaf saya lupa namanya, kalau tidak salah bapak Tadashi Ogawa). Sebelum pembahasan dimulai, ada perkenalan dari pihak perpustakaan dan permainan mencari indeks. Saya dan Ai berhasil jadi yang pertama menemukan indeks yang dimaksud dan mendapatkan hadiah poster Gundam – Kira Yamato asli Jepang :D

Lanjut, pembahasan soal Hinamatsuri dimulai. 

Ada beberapa poin yang saya dapat soal hinamatsuri ini,

Soal Hishimochi, mochi yang khas disajikan di hinamatsuri ini punya 3 warna, pink  putih dan hijau. Pink melambangkan bunga persik, putih melambangkan salju dan hijau melambangkan tumbuhan semak. Hishimochi melambangkan kondisi bulan maret saat hinamaysuri diadakan, bunga-bunga dan tumbuhan sudah mulai bermekaran di kondisi yang masih dingin dan masih tersisa salju.

Kemudian di hinamatsuri, biasanya tiap-tiap rumah memajang hina ningyō. Mereka yang punya penghasilan lebih biasanya punya hina ningyō yang besar dengan tingkatan yang lengkap. Tapi ada juga yang hanya memajang hina ningyō 2 atau 3 tingkat. Ada kepercayaan kalau hinaningyō ini terlambat dirapihkan saat selesai hinamatsuri, anak perempuan yang ada dirumah itu bisa terlambat menikah. Tapi kata sang pembicara, itu kepercayaan dulu sekali.

Di tingkatan kedua hina ningyō ada 3 perempuan yang berjajar dan salah satunya sudah menikah. Jaman dahulu perempuan yang sudah menikah ditandai dengan alisnya yang dicukur dan giginya yang dihitamkan. Begitupun disalah satu boneka itu, ada yang tidak memiliki alis dan giginya sedikit dihitamkan.

Yang lumayan menyenangkan dari mini seminar ini, penjelasannya tidak melulu kita mendengar pembicaranya berbicara menjelaskan. Pokok-pokok pentingnya justru dibuat seperti kuis dan pengunjung harus menebak dari 3 pilihan soal hinamatsuri tadi.

Misalnya, Di tingkatan pertama hina ningyō, Kaisar itu ada disebelah kiri atau kanan dari Ratu nya jika kita menghadap hina ningyō?

Lalu ada pilihan, Kanan-Kiri-atau keduanya.

Ternyata jawabannya bisa keduanya jika mengikuti tradisi modern. Namun ada beberapa daerah seperti Kyoto yang masih menuruti adat lama meletakkan raja disebelah kiri.

Seperti itu kira-kira interaksi dengan pengunjung seminarnya. Seru deh. Kalau buat saya pribadi, keseruan nya bertambah karena pembicaranya itu asli orang jepang (yang kalau tidak salah masih keluarga nya bapak direktur, tapi saya lupa banget namanya -_- ). Entah mengapa mendengarkan orang jepang asli berbicara itu punya kesenangan sendiri buat saya.

Setelah selesai penjelasan soal hinamatsuri, pengunjung diajak ke ruang workshop untuk praktik membuat origami kaisar dan ratu jepang. Kita dibagikan beberapa kertas origami polos untuk kimono dalam dan yang bercorak untuk kimono luar. 

Belajar lipat melipat


Lalu pembicaranya tadi kasih arahan untuk melipat-lipat sampai jadi boneka kaisar dan ratu seperti ini :

Hasil lipatan saya


Boneka diatas itu punya saya, dan kurang rapih kalau dibandingkan dengan peserta lain. Dari awal saya takut bakal jadinya aneh karena saya lemah banget kalau urusan seni melipat kertas sampai saya ragu dulu itu saya lulus Tk hehehe. Tapi akhirnya jadi juga.

Selesai lipat melipat, kita disuguhi angket tentang acara ini. Angket ini ditukarkan dengan dua buah mochi jepang dengan 3 pilihan warna pink, hijau dan putih. Saya pun memilih pink dan hijau. Pembicaranya bilang, inginnya kita menyajikan hishimochi yang asli, dengan 3 warna tersebut supaya sesuai dengan tema hinamatsuri. Tapi di Jakarta, cari hishimochi susah jadi disajikan mochi yang mirip saja.

Free Mochi


Well, acara sangat menarik untuk mengisi liburan akhir minggu kamu terutama untuk yang suka dengan kebudayaan jepang.




2 Komentar

  1. Kak cara daftar nya itu gimana ya kak? dan cara tau seminarnya gimana? terimakasih kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya ada pengumumannya di facebook the japan foundation / perpustakaan japan foundation :) kamu coba lihat2 aja hehe

      Hapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama