Perbedaan Alami, Sintetik dan Ekstrak

Para pembaca pasti sering mendengar tiga kata ini dalam sektor pangan dan segala bahan konsumsi :

Alami

Sintetik

Ekstrak


Sudah tahu apa maksud dari ketiga istilah tersebut?

Untuk menjelaskannya saya punya satu jenis bahan pangan sebagai objek contoh, yaitu

Wortel
Wortel dikenal sebagai jenis sayuran yang kaya akan vitamin A dan merupakan sumber pangan vitamin A yang baik. Maka dari itu, sudah bukan rahasia lagi, mengkonsumsi wortel akan membantu memenuhi kebutuhan vitamin A. Nah apa bedanya ya vitamin A yang ada pada wortel dengan yang ada pada sediaan vitamin yang dijual dipasaran?

Vitamin A yang terdapat dalam wortel adalah contoh sediaan bahan alami. Vitamin A jenis ini terbentuk secara alamiah dari hasil pertumbuhan dan pematangan wortel itu sendiri. Maka yang disebut dengan bahan alami adalah segala sesuatu zat yang tercipta hasil dari proses pengolahan alam.
Bahan alami dalam suatu produk pangan biasanya tak berdiri sendiri. Dalam wortel misalnya, vitamin A ada bersama dengan vitamin c, vitamin b12 juga karbohidrat dan air. Sehingga ketika mengkonsumsi wortel, tak hanya vitamin A yang masuk tapi juga nutrien lain ikut terkonsumsi. 

Dalam tuntutan zaman, ada banyak kondisi saat manusia membutuhkan bantuan suatu zat aktif langsung dalam jumlah besar tanpa membutuhkan nutrient lain. Misalnya wortel ini, warna alami jingga pada wortel yang berasal dari senyawa karotenoid , dibutuhkan dalam proses pewarnaan makanan. Tapi yang dibutuhkan hanya zat karotenoid, zat lain dalam wortel tidak diperlukan.

Maka kemudian dipikirkan lah cara untuk mendapatkan warna wortel tanpa harus melibatkan zat lain yang ada dalam wortel sehingga muncullah konsep ekstrak. Ekstrak berarti memisahkan suatu senyawaan spesifik dengan proses pengkondisian spesifik. Pada wortel misalnya, karotenoid dapat dipisahkan dengan pelarut spesifik dimana hanya karotenoid saja yang akan bergabung dengan pelarut sementara yang lain tidak. Baru kemudian karotenoid dapat digunakan untuk berbagai tujuan tanpa ada gangguan dari matriks lain dalam wortel.

Proses ekstraksi, atau pengambilan ekstrak tak hanya dilakukan dengan proses pelarutan. Proses lain yang bisa dilakukan misalnya dengan mengatur suhu, penyulingan dan pemisahan ukuran partikel. Tujuan utamanya masih sama, yaitu memisahkan suatu senyawa spesifik dari senyawa lain.

Apakah bahan ekstrak itu aman?

Untuk menyatakan suatu bahan pangan itu aman atau tidak, ada banyak pertimbangan yang harus dibuktikan dan tidak bisa hanya dari jenis bahan. Namun secara konsep teoritis, bahan ekstrak merupakan senyawaan spesifik yang dipisahkan dari bahan alami, seharusnya fungsi dari senyawaan masih sama selama tidak ada proses ekstraksi yang mengubah sifat atau meninggalkan residu tambahan.

Lagi-lagi karena tuntuan kebutuhan jaman, terdapat pula satu istilah Sintetik. Sintetik berarti senyawaan yang dibuat melalui proses non alamiah atau bukan berasal dari bahan alam tapi mengacu pada sifat dan struktur bahan alami. Jadi, dua buah atau lebih bahan mentah diproses dengan menggunakan kondisi tertentu untuk menghasilkan satu senyawa yang memiliki sifat dan struktur yang sama dengan senyawa pada bahan alami.

Misalnya saja vitamin A hasil sintesis.

Salah satu proses sintesis vitamin A yang kami dapat dari US Patent nomor 3949006 A , bahwa vitamin A disintesis dari bahan ethynyl-beta-ionol yang mengalami proses eterifikasi , coupling dan hidrogenasi untuk menjadi senyawaan Vitamin A.

Bahan baku vitamin A ini kemudian baru diolah kembali menjadi beberapa produk misalnya sediaan vitamin atau untuk penambahan kedalam produk pangan.

Definisi Sintetik juga mengacu pada segala bahan yang diciptakan oleh manusia yang mendekati sifat asli dari bahan alami meski memiliki struktur yang berbeda.

Misalnya saja, untuk mendapatkan warna orange selain dari senyawaan karotenoid dalam wortel, diciptakan pula senyawa sintetik seperti Sunset Yellow. Sunset Yellow memiliki struktur yang berbeda dari karoten tapi dapat menghasilkan warna yang mirip. Maka kini sunset yellow lebih banyak digunakan untuk pewarna makanan.


Apakah bahan sintesis itu aman?

Seperti yang kami bahas sebelumnya, untuk menyatakan suatu bahan pangan itu aman atau tidak, ada banyak pertimbangan yang harus dibuktikan dan tidak bisa hanya dari jenis bahan. Parameter Aman atau tidaknya bahan sintetik yang paling mudah dilihat adalah kemurnian bahan aktif hasil sintesis itu sendiri.

Biasanya proses sintesis memiliki hasil samping produk. Hasil samping ini kemudian dihilangkan dengan proses pemurnian sehngga hanya bahan aktif atau senyawa tujuan yang tersisa. Semakin murni logikanya semakin baik bukan? Sehingga tubuh kita tidak mengkonsumsi bahan lain yang tak diperlukan.

Setelah itu untuk mengetahui kemanan bahan sintetik perlu dilakukan sejumlah test untuk mengetahui reaksinya dalam tubuh.

Maka dari itu jangan selalu takut dengan bahan sintetik. Adanya konsep sintetik ini tentu berasal dari kebutuhan manusia akan suatu bahan itu sendiri. Bayangkan jika kita hanya mengandalkan wortel untuk sumber vitamin A atau sumber pewarna jingga, tentu tidak akan tercukupi kapasitasnya hingga lahirlah konsep sintetik.

Begitulah deskripsi singkat tentang bahan alami, ekstrak dan sintetik. Semoga artikel ini dapat menambah pemahaman pembaca !

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama